Produk
pertanian organik akhir-akhir ini menjadi gaya hidup masyarakat modern seiring
dengan peningkatan kesadaran akan pentingnya kesehatan makanan dan kelestarian
alam. Namun tahukah anda bahwa masyarkat Suku Baduy di selatan provinsi Banten,
yaitu di kab Lebak provinsi Banten yang sering disebut sebagai masyarakat
tradisional justru telah menerapkan pola pertanian organik ini sejak lama.
Sebagai
komunitas masyarakat asli sunda yang memegang teguh kearifan lokal dan tradisi
Sunda dalam bercocok tanam mereka selalu memperhatikan keseimbangan ekosistem
sehingga tidak merusak lingkungan dan kelestarian alam. Semua bahan dan
perlengkapan pertaniannya menggunakan bahan-bahan organik yang diambil dari
alam sekitarnya dengan bijaksana, tidak mengambil berlebihan apalagi diluar
batas kebutuhannya.
Berikut
adalah contoh-contoh bahan pestisida organik yang sering digunakan Suku Baduy
dan leluhur ‘urang Sunda’ yang masih saya ingat dan pernah diujicobakan:
1.
Resep
menjaga tanaman dari serangan kambing atau hewan ternak pemakan daun yang
paling efektif bukan dengan di mantra-mantrain, tapi dengan menggunakan air
seni (maaf, air kencing dari hewan tersebut). Caranya kumpulkan air seni dari
kambing atau lainnya, kemudian simpan/tutup di dalam tong plastik selama kl 3-5
hari makin lama makin mantep jadi boleh lebih lama asal ditempat aman (jauhkan
dari jangkauan anak-anak). Boleh dicampur dengan kotorannya juga (bila si
empunya berkenan..he..he).
Campurkan air hingga 1/3
bagiannya untuk menambah volume pestisida bila dirasa ‘terlalu menyengat’, lalu
semprotkan/siramkan larutan pestisida ‘air seni’ tersebut ke tanaman (bagian
daun dan batang muda yang akan dilindungi) dijamin deh si kambing dan
teman-temannya ga bakalan mendekat tanaman kita karena mencium bau yang sama
dengan dirinya,..kata orang sunda mah ...bau manehna.
Cara ini bisa menjaga tanaman
dari hewan penganggu hingga 7 hari atau selama masih tercium baunya oleh si
kambing, dengan catatan jika setelah penyemprotan terjadi hujan maka
penyemprotan harus diulang, karena baunya akan hilang tersapu hujan.
2.
Resep
Insektisida organik melawan hama wereng, belalang, dan sejenisnya. Gunakan
rempah kunyit dan daun Kahitutan (tanaman merambat, berdaun hijau dengan bentuk
daun jantung bersilangan, dan kalau daunnya diremas akan mengeluarkan bau tak
sedap).
Tanaman ini jaman saya kecil
sering dipakai untuk aksesoris penyamaran dalam bermain perang-perangan
(dililitkan ke badan dan kepala untuk sembunyi dari musuh). Untuk aplikasi
kedalam 1 tong plastik ukuran kecil, diperlukan kurang lebih 2 ikatan besar
daun Kahitutan (kira-kira dapat memenuhi setengah bagian tong plastik kecil)
dan ½ kg kunyit.
Hancurkan/tumbuk semua bagian
dan masukan ke dalam tong plastik sampai setengah bagian tong plastik, lalu
tambahkan air hingga larutan mencapai ¾ bagian tong plastik, aduk selama 10
menit lalu tutup rapat tong plastik dan letakan di tempat yang terlindung sinar
matahari.
Tunggu larutan hingga 2 minggu
lamanya. Larutan dianggap matang jika sudah tercium bau dan terdapat busa
diatasnya, lalu saring larutan menggunakan kain kemudian semprotkan ke tanaman
yang terserang hama. Ulangi penyemprotan bila terjadi hujan, penggunaan
insektisida organik ini juga bisa dilakukan sebelum serangan hama sebagai
pencegahan.
Selamat Mencoba dan Selamatkan
Bumi...go green.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar